Rabu, 18 Mei 2022

HUKUM MEDIA PERS PERTEMUAN 5

 

Pertemuan V

Hukum media Pers

 

v  Media pers

Media massa atau Pers adalah istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas.

Menurut R Eep Saefulloh Fatah Pers merupakan pilar keempat bagi demokrasi (the fourth estate of democracy) dan mempunyai peranan yang penting dalam membangun kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah. Yang dimaksud pers sebagai pilar ke-4 adalah pers memiliki fungsi yaitu sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan demokrasi. Fungsi kontrol tersebut menjadikan fungsi pers dalam masyarakat semakin menguat. Pers diharapkan dapat berfungsi melakukan cover both side (melihat sudut pandang berita dari dua sisi) yang harus dipertahankan karena pers merupakan alat kontrol sosial bagi pemerintah sehingga pers menjadi media penyampaian aspirasi masyarakat terhadap pemerintah. Serta pers juga harus memiliki fungsi gate keeper dimana harus menyaring dalam setiap pemberitannya. Diharapkan fungsi pers tersebut dapat mendidik yang baik bagi masyarakat serta dapat menjadi penjembatan yang baik antara pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan gagasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pers merupakan siaran-siaran melalui media dalam memberikan ide, gagasan atau informasi kepada masyarakat dengan berdasarkan kondisi tersebut.

v  Pengertian Hukum Media Pers

Dalam Ensiklopedi Nasional Inonesia Jilid 13, pengertian pers itu dibedakan dalam dua arti. Pers dalam arti luas, adalah media tercetak atau elektronik yang menyampaikan laporan dalam bentuk fakta, pendapat, usulan dan gambar kepada masyarakat luas secara regular. Laporan yang dimakasud adalah setelah melalui proses mulai dari pengumpulan bahan sampai dengan penyiarannya. Dalam pengertian sempit atau terbatas, pers adalah media tercetak seperti surat kabar harian, surat kabar mingguan, majalah dan buletin, sedangkan media elektronik, meliputi radio, film dan televisi.

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia kata pers didefenisikan sebagai, usaha percetakan dan penerbitan. Orang yang bergerak dalam penyiaran berita disebut sebagai wartawan atau penyiar berita atau jurnalis yang menyampaikan berita melalui Koran, majalah, televisi, radio, dan sebagainya.

tinjauan yuridis dengan lebih mendekatkan pada hukum formal dan hukum materiil.  pada Undang Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers, sebagai dasar utama mengkaitkan dengan undang undang lain, maupun peraturan perundangan yang terkait dengan pers, serta Kode Etik Jurnalistik dan Peraturan Dewam Pers berupa Pedoman atas sejenis.

(1)    Bebas dari keharusan memiliki Surat Izin Terbit (SIT), surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) atau bentuk izin lainnya

(2)    Bebas dari sensor;

(3)    Bebas dari pembredelan;

(4)    Bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak manapun dalam kegiatan pers

(5)    Bebas dari campur tangan pemilik media.


Sumber :

http://repository.uin-suska.ac.id/19737/8/10.BAB%20III.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa

Hasil Juru Tulis Kel 5


Kamis, 21 April 2022

HUKUM MEDIA PERS PERTEMUAN 3

KEMERDEKAAN PERS

Catetan by : Aldi Kurniawan


Kemerdekaan pers merupakan hak yang diberikan oleh konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan menerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah.

Secara konseptual kebebasan pers akan memunculkan pemerintahan yang cerdas, bijaksana, dan bersih. Melalui kebebasan pers masyarakat akan dapat mengetahui berbagai peristiwa, termasuk kinerja pemerintah, sehingga muncul mekanisme check and balance, kontrol terhadap kekuasaan, maupun masyarakat sendiri. Karena itu, media dapat dijuluki sebagai pilar keempat demokrasi, melengkapi eksekutif, legeslatif, dan yudikatif. Kebebasan pers pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas demokrasi. Dengan kebebasan pers, media massa dimungkinkan untuk menyampaikan beragam informasi, sehingga memperkuat dan mendukung warga negara untuk berperan di dalam demokrasi atau disebut civic empowerment.

Pers menurut undang-undang pers adalah lembaga sosial dan Wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. meliputi mencari memperoleh memiliki menyimpan mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan suara dan gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak Media elektronik dari segala jenis saluran yang tersedia.Sedangkan perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers.

meliputi perusahaan media cetak Media elektronik dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.


Selasa, 24 Agustus 2021

RANGKUMAN HR PERTEMUAN 11

 Rangkuman Human Realition 11

Catetan by : Aldi Kurniawan


STRESS KERJA DALAM ORGANISASI 


Mangkunegara (2005:28) menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan, Stres kerja ini dapat menimbulkan emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.

Terjadinya stres kerja dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.

Moderator stress adalah suatu kondisi, prilaku, atau karakteristik yang mempengaruhi dan saling berhubungan. Banyak kondisi, perilaku dan karakteristik mungkin bertindak sebagai moderator stress. Tipe-tipe moderator antara lain 

kepribadian, 

prilaku tipe A 

dukungan sosial, 

penanggulangan


Istlah kepribadian merujuk pada serangkaian karekteristik, temperamen, dan kecenderungan yang relativ stabil, yang membentuk kemiripan dan perbedaan dalam prilaku orang. Kepribadian dibuat dari lima dimensi yaitu:a

exstroversion 

emotional stability 

Agreeableness 

Consientiousness 

openness to experience.

Perilaku tipe A adalah suatu kompleks tindakan emosi yang dapat diamati dalam setiap orang yang terlibat secara agresif dalam suatu perjuang yang teru menerus dan tak henti-henti untuk mencapai hal yang lebih lagi dalam waktu yang lebih singkat dan lebih singkat lagi dan jika perlu, melawan usaha yang berkebalikan dari orang atau hal lain


Adapun karakteristik tipe A antara lain : 

berusaha untuk menyelesaikan sebanyak mungkin hal dalam priode waktu yang sangat singkat 

Agresif, ambisius, dan penuh energy  

Berbicaradengan meledak-ledak, mendorong orang lain untuk menyelesaikan apa yang mereka katakan. 

Tidak sabar, tidak suka menunggu dan menganggap menunggu sebagai membuang waktu yang berharga. Sibuk

 dengan tenggang waktu dan berorientesi pada pekerjaan 

Selalu berjuang dengan orang, hal, dan pristiwa.


Perbedaan individual lainnya adalah dukungan sosial. Dukungan sosial seperti berbicara dengan seorang teman atau mengambil bagian dalam sebuah sesi obrolan santai dapat membuat nyaman saat mengalami ketakutan, stres dan kesepian. Artinya, stres akan cenderung muncul pada para karyawan yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka.


Ada empat jenis dukungan social : 


Dukungan penghargaan 

Dukungan informasional 

social

instrumental 

Penanggulangan Penanggulangan adalah proses mengelola permintaan (eksternal atau internal ) yang di nilai sebagai beban atau melebihi sumber daya seseorang. Karena penanggulangan yang efektif maka mampu membantu mengurangi pengaruh stressor dan stress.



Gejala psikologis 


Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung 

Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian) 

Sensitif dan hyperreactivity 

Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi Komunikasi yang tidak efektif  

Perasaanterkucil dan terasing 

Kebosanan dan ketidakpuasan kerja 

Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi Kehilangan

 spontanitas dan kreativitas 

Menurunnya rasa percaya diri Gejala-Gejala Stres


Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah: 


Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular 

Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin) 

Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung) 

Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan 

RANGKUMAN HR PERTEMUAN 10

Rangkuman Human Realition 10

Catetan by : Aldi Kurniawan


DINAMIKA KELOMPOK


Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.



Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.




Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:



-Membentuk kerja sama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.

-Memudahkan pekerjaan.

-Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.

-Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.






Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.



Kelompok Primer

Merupakan kelompok yang di dalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.

Misalnya keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.


Kelompok Sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.[1] Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.

Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.


Kelompok Formal 

Sunting Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. 

Misalnya kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.


Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. 

Misalnya: kelompok arisan




Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.[9]


1. Kelebihan Kelompok

Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.

Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi

Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.


2. Kekurangan Kelompok, 

Kelemahan  kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.

RANGKUMAN HR PERTEMUAN 9

  Rangkuman Human Realition 9

Catetan by : Aldi Kurniawan


STRATEGI MENGHINDARI STRESS


Menurut McGrath dalam Weinberg dan Gould (2003 : 81), stress didefinisikan sebagai “a substantial imbalance between demand (physical and/or psychological) and response capability, under conditions where failure to meet that demand has importance consequences”. Artinya, stres akan muncul pada individu bila ada ketidakseimbangan atau kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Belum tentu semua individu yang mengalami ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan tersebut akan menjadikannya stres. Suatu stimulus yang sama akan direspons secara berlainan oleh individu yang berbeda. Artinya, tidak semua stimulus akan direspons menjadi stres oleh semua individu. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap individu dalam mensikapi setiap situasi, kemampuan meredam stimulus, dan pengalaman hidupnya. Selain itu, tingkat kepekaan (sensitivitas) dan daya toleransi individu terhadap stimulus yang dapat menimbulkan stres juga ikut berpengaruh. Pada dasarnya setiap individu memiliki ambang rangsang terhadap stres yang berbeda-beda dalam setiap situasi. Suatu stimulus pada saat tertentu akan menimbulkan stres, tetapi pada situasi yang berbeda tidak menimbulkan stres.

Selain itu secara garis besar ada empat pandangan mengenai stres, yaitu : stres merupakan stimulus, stres merupakan respon, stres merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan, dan stres sebagai hubungan antara individu dengan stressor.


a) Stres Sebagai Stimulus

Menurut konsepsi ini stres merupakan stimulus yang ada dalam lingkungan (environment). Individu mengalami stres bila dirinya menjadi bagian dari lingkungan tersebut. Dalam konsep ini stres merupakan variable bebas sedangkan individu merupakan variabel terikat. Secara visual konsepsi ini dapat digambarkan sebagai berikut 

Stress sebagai stimulus dapat dicontohkan: lingkungan sekitar yang penuh persaingan, misalnya di terminal dan stasiun kereta api menjelang lebaran. Mereka yang ada di lingkungan tersebut, baik itu calon penumpang, awak bus atau kereta api, para petugas, sulit untuk menghindar dari situasi yang menegangkan (stressor) tersebut. Hal serupa juga dapat diamati pada lingkungan di mana terjadi bencana alam atau musibah lainnya, misalnya banjir, gunung meletus, ledakan bom di tengah keramaian dan sebagainya.


b) Stres Sebagai Respon

Konsepsi kedua mengenai stres menyatakan bahwa stres merupakan respon atau reaksi individu terhadap stressor. Dalam konteks ini stres merupakan variable tergantung (dependen variable) sedangkan stressor merupakan variable bebas atau independent variable. Berdasarkan pandangan dari Sutherland dan Cooper, Bart Smet menyajikan konsepsi stres sebagai respon sebagai berikut

Respon individu terhadap stressor memiliki dua komponen, yaitu: komponen psikologis, misalnya terkejut, cemas, malu, panik, nerveus, dst. dan komponen fisiologis, misalnya denyut nadi menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering, banyak keluar keringat. Respon - respons psikologis dan fisiologis terhadap stressor disebut strain atau ketegangan.

d) Stres Sebagai Hubungan Antara Individu Dengan Stressor

Stres bukan hanya dapat terjadi karena faktor-faktor yang ada di lingkungan. Bahwa stressor juga bisa berupa faktor-faktor yang ada dalam diri individu, misalnya penyakit jasmani yang dideritanya, konflik internal, dst. Oleh sebab itu lebih tepat bila stres dipandang sebagai hubungan antara individu dengan stressor, baik stressor internal maupun eksternal. Menurut Maramis, stress dapat terjadi karena frustrasi, konflik, tekanan, dan krisis.

Konsep yang menyatakan bahwa stress merupakan hubungan antara individu dengan stressor dapat diperjelas dengan visualisasi dengan bagan berikut ini


Faktor Yang Mempengaruhi Stres


Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang disebut stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stres karena menemui banyak masalah dalam kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, stres dipicu oleh stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber. Beberapa ahli medis dan psikologi memberikan pernyataan penelitiannya berkaitan dengan penyebab stres, antara lain :


1. Faktor Biologis

Salah satu sudut pandang biologis adalah somatic weakness model. Model ini memiliki asumsi bahwa hubungan antara stres dan gangguan psikofisiologis terkait dengan lemahnya organ tubuh individu. Faktor biologis seperti misalnya genetik ataupun penyakit yang sebelumnya pernah diderita membuat suatu organ tertentu menjadi lebih lemah daripada organ lainnya, hingga akhirnya rentan dan mudah mengalami kerusakan ketika individu tersebut dalam kondisi tertekan dan tidak fit .

Selain itu faktor genetik fisik, seperti riwayat hidup, pola tidur, pola makan, kelelahan, penyakit yang sedang diderita dan bentuk postur tubuh. Orang yang mengalami insomnia, cenderung mengalami stress, mengingat jam istirahat yang minim berakibat mempengaruhi siklus kehidupan dan siklus hormon tubuh, Maka dokter seringkali memberikan rekomendasi bagi yang mengalami insomnia adalah diberikan obat tidur, dengan tujuan memiliki jam istirahat yang cukup.


2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis seperti negative thinking, sikap permusuhan, iri hati, dendam, frustrasi, kegagalan, kekecewaan, dan sejenisnya dapat menjadi stresor psikologis pada sebagian individu. stressor psikologis dapat juga meliputi faktor persepsi, perasaan dan emosi, situasi, pengalaman hidup, keputusan hidup dan perilaku.


DAFTAR PUSTAKA


Amelia, Reski. 2020. Faktor Stres & Cara Mengatasi. Jakarta : Pustaka Taman Ilmu. Diakses melalui aplikasi iPusnas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Budi, Hengki Irawan Setia. 2020. Manajemen Konflik Mengelola Marah & Stres Secara Bijak. Yogyakarta : Deepublish. Diakses melalui aplikasi iPusnas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Rabu, 04 Agustus 2021

RANGKUMAN HR PERTEMUAN 8

 Rangkuman Human Realition 8

Catetan by : Aldi Kurniawan


MANUSIA ADALAH MAKHLUK BERFIKIR

 

Manusia sebagai makhluk berfikir adalah dimana manusia yang cenderung berfikir kritis dan ada juga manusia yang malas dalam berfikir dan menyianyiakan fungsi otak. Orang yang kritis orang yang selalu menyimak dan orang yang detail terhadap sesuatu. Di balik itu semua bahwa ilmu pengatahuan tidak akan berkembang tanpa adanya berfikir kritsi. Berfikit kritis upaya untuk menanyakan segala hal yang tentunya mendorong manusia untuk kritis.

Berfikir melalui jalur sentral. Jalur sentral berfungsi untuk elaborasi dalam berfikir secara cermat. Biasanya di gunakan individu untuk mengolah atau meneliti dalam sesuatu, Jalur sentral ini akan mencermati atau meneliti

misalkan dalam argumentasi atau gagasan.

Berfikir melalui jalur veriferal. Jalur ini adalah otak manusia menawarkan cara mudah untuk menerima atau menolak informasi. Sebagaimana di lakukan tanpa berfikir secara aktif terhadap informasi yang perlu di pertimbangkan. Berfikir jalur ini mengolah suatu informasi akan menjadi kurang kritis dalam menerima informasi dan bersifat sementara. Dalam jalur ini pengaruh nya adalah terhadap perubahan perilaku sangat minimal, dalam hal ini cenderung mengunakan pada argumentasi yang biasa nya di gunakan sebagai alasan yang di gunakan secara cepat.

Motivasi berfikir, manusia tentunya mempunyai motivasi dalam berfikir. Dimana motivasi ini mempunyai dorongan dari luar atau dari dalam, manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu dalam mencari kebeneran dalam menyelesaikan masalah.

Kemampuan berfikir, ketika seseorang sudah termotivasi berfikir dalam isi pesan maka tidak perlu berfikri kritis dalam isi pesan yang di terimanya.

Kekuatan argumentasi, kriteria argumentasi mendefinisikan arugematasi kuat sebagai argumentasi yang menghasilkan pemikiran yang menyenangkan ketika di telaah. Mentelaah terhadap argumentasi kuat biasanya akan menghasilkan pandangan pada orang yang bersangkutan, arugmentasi yang fakta yang kuat dan relevan merupakan bentuk argumen yang kuat dan meyakinkan. Dalam hal ini tentunya kita memiliki kekuatan dalam argumen sehingga apa yang kita sampaikan sesuai.


RANGKUMAN HR PERTEMUAN 7

 Rangkuman Human Realition 7

Catetan by : Aldi Kurniawan


PENGEMBANGAN DIRI

 

Dalam pengembangan diri tentunya kita harus tau dulu tentang diri kita dan tentunya harus menjadi diri sendiri kemudian bakat yang dimiliki harus berkembang entah bakat di bidang akedemik ataupun non akademik. Pengembangan diri bisa di katakan Usaha membantu individu agar memahami dirinya sendiri, yaitu minat-minatnya, kemampuan kemampuannya, hasrat- hasratnya dan rencana-rencananya dalam menghadapi masa depannya Dalam pengemabangan diri ada yang namanya potensi psikis, dimana potensi ini menjadi kekuatan diri yang di miliki seseorang dan memungkinkan untuk di tingkatkan dan di kembangkan apabila di pelajari dan di latih dengan baik. Potensi psikis ini meliputi. IQ,EQ,AQ dan SQ

Potensi diri merupakan Kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik

maupun mental yang dimiliki seseorang dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik, sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki.

 

Mengenali Diri

Menurut Abraham Maslow, pada setiap diri individu ada sejumlah kebutuhan (needs),

mengenali dan memahami kebutuhan mana yang pada saat tertentu paling dominan dlm dirinya, akan menentukan siapa individu tersebut.

 

Faktor penghambat pengembangan diri

Setiap orang pada dasarnya dapat mengembangkan diri, jika memiliki keinginan yang kuat

untuk berubah dan berkembang kearah yang lebih baik.

Usaha pengembangan diri akan terhalang jika:

 Merasa tidak ada tantangan

 Merasa tidak mampu

 Merasa tidak ada tujuan hidup yang jelas

 Merasa sudah cukup puas

 Merasa tidak cukup berharga (seseorang akan memandang dirinya banyak kekurangan atau ragu dalam

bertindak, tampak sebagai pribadi yang malas dan tidak bergairah)